Selasa, 24 April 2012

KISAH SEEKOR KUCING

Seekor kucing terlihat khusyu berdo'a. Dari riak mukanya terpancar sebuah harapan yang begitu besar. Permohonannya luruh dalam tunduk dan tak pernah terucap. Dan kadang do'a yang tak terucap  justru lebih tajam. Hingga akhirnya sebuah sinar menyentaknya. Tubuhnya bergetar. Wajah kucingnya pias dan tampaklah olehnya sosok bermandikan cahaya berdiri didepannya.
"Apa yang kau inginkan, wahai kucing istana?"
"Aku Jatuh Cinta, Dewa.."
"Hahaha... berbahagialah kau mendapatkan anugrah itu."
"Tapi hamba sangat tersiksa..."
"Kadang memang seperti itu. Itu rasa yang wajar."
"Tapi ini sungguh tidak wajar. Hamba mohon, wahai dewa junjungan hamba..."
"Maafkan Aku, Aku tidak bisa memanipulasi cinta. Lagipula, kau adalah seekor kucing. Kalian lebih membutuhkan naluri dari pada cinta, bukan?"
"Cinta ini begitu kuat. Hamba tahu ini menyalahi kodrat..."
"sepertinya ini masalah yang sangat serius?"
"Begitulah..."
"Baiklah, do'amu begitu menusukku. Sekarang berceritalah.."
"Hamba jatuh cinta pada Sang Pangeran..."
"Hahahahaha.... Kamu sadar, wahai kucing?"
"Hamba sadar... untuk itulah hamba mohon pada paduka, dewa junjungan hamba.."
"Tapi Pangeran adalah manusia dan kamu hanyalah seekor kucing."
"Hamba paham.."
"Apa yang harus Aku lakukan? Membuat Pangeran jatuh cinta pada seekor kucing dan menikahinya? Hahahaha... meskipun Aku bisa, tapi Aku jelas tidak akan melakukannya.."
"Rubahlah hamba menjadi manusia."
"Kamu sadar dengan konsekwensinya?"
"Itu lah cinta hamba.."
"Baiklah, Aku turuti permintaanmu. Tapi tentu tidak semudah itu, bukan?"
"Hamba mengerti.."
"Selama 40 hari 40 malam, kau harus membersihkan diri dari segala nafsumu. Belajarlah cara hidup manusia. Aku telah menakdirkanmu sebagai kucing, tapi kau ingin lebih.. Dengan mengatas-namakan cinta, kau rela melakukan apa saja.."
"Terima kasih, Paduka.."

Dan karena begitu kuatnya cinta sang kucing pada Pangeran, segala syarat dia laksanakan meskipun berat. Dan dimalam ke 40, berubahlah dia menjadi seorang perempuan cantik yang begitu penuh pesona. Wajahnya memancarkan kesejukan dan tubuhnya begitu memabukan setiap laki-laki yang memandangnya dengan lenggok gemulai laksana seekor kucing yang manja. Hingga bukan hal yang sulit bagi Pangeran untuk jatuh hati padanya. Dan layaknya dongeng karya HC Anderson merekapun hidup bahagia bersama.

Sang Putri begitu bahagia telah menemukan cinta sejatinya. Hingga suatu saat, Dewa ingin mengujinya. Saat sang Putri sedang memadu kasih dengan suaminya, dilepasnyalah seekor tikus didepan mereka. Dan naluri seekor kucing sang Putripun keluar. Dengan sangat cepat dikejarnya tikus itu dan menerkamnya lalu memakannya bulat-bulat. Dan dalam hitungan detik, berubahlah dia kembali menjadi seekor kucing istana.

"Tubuh adalah sangkar. Karena jiwa yang sebenarnya takan pernah bisa berubah!"
Kata-kata Dewa bagaikan petir ditelinga si kucing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar